Artikel
Sejarah Penamaan Nagari Kinari
Menurut Tambo Adat Minangkabau tahun 1956 yang disusun oleh Angku Achmad Dt. Batuah, dibantu oleh Angku A. Dt. Madjoindo terbitan Balai Pustaka Jakarta, Kinari termasuk salah satu Nagari dalam Kubuang Tigo Baleh. Asal mula dahulunya, Niniak kaum orang Kinari, turun dari tanah Periangan Padang Panjang, dari bukit pinggir Danau Singkarak menelusuri sampai Nagari Ripan. Dari sana terus menuju Selatan, tiba di Guguak Panjang (Kapalo Nagari Parambahan). Lokasi tersebut miring, berbukit. Mereka menuruni bukit, sampailah di pinggir sungai yang tumbuh pohon besar, disanalah mereka istirahat. Siang menjelang sore, setelah selesai merambah dan manaruko lahan untuk menetap, mereka sepakat memberi nama. Karena pohon besar tempat berteduh tadi adalah Pohon Kenari, sepakatlah Ninik kaum kami dahulu memberi nama Nagari ini Kinari.
Versi lain yang berkembang, kaba ka kaba dari urang tuo dahulunya, nama Kinari berasal dari Kini Hari. Dalam suatu rapat adat waktu itu, menjelang matahari terbenam, kata sepakat tentang nama Nagari belum diputuskan. Sebagian besar yang hadir mengusulkan nama Nagari harus ditetapkan kini hari juga. Apa yang bisa dikerjakan hari ini jangan ditunda sampai besok, maka serentak mereka bersuara, kalau begitu beri saja nama Kiniari yang dipendekkan menjadi KINARI. Generasi berikutnya tidak mempermasalahkan, karena menyadari apalah arti sebuah nama, yang penting adalah Tuah Nagari dengan segala isinya. Pemerintahan Nagari yang memimpin Nagari Kinari yang bisa didokumentasikan sejak zaman penjajahan sampai sekarang terlampir. Dari awal sejarah Nagari Kinari, bahwa Nagari Kinari luasnya mencakup Nagari Parambahan dan Dilam.
Ditahun 1915 barulah terjadi pemekaran Nagari Kinari menjadi 3 buah Nagari, yakni Nagari Dilam, Nagari Parambahan, dan Nagari Kinari itu sendiri. Pemekaran ini terjadi masa peralihan pemerintahan Angku Kapalo Marah Intan Dt. Gindo kepada Aminullah Dt. Putiah*)